[9]- Demokrasi adalah dien baru ; siapa mengikuti atau mengajak kepadanya, berarti telah kafir
Dengan dukungan gereja, para raja Eropa menindas rakyat selama abad-abad pertengahan. Sebagai reaksinya, rakyat memusuhi raja, gereja dan Tuhan gereja. Bahkan, salah seorang filosof mereka mengatakan," Gantung raja terakhir dengan usus Paus terakhir." Masyarakat melepaskan diri dari ikatan gereja, dan sebagai gantinya menetapkan aturan-aturan hidup sesuai keinginan mereka. Kapan saja mereka ingin, mereka mengamandemen aturan-aturan tersebut.
Peristiwa ini terjadi di Inggris dan Perancis pada masa terjadinya revolusi Perancis. Para imigran Eropa yang berpindah ke benua baru, Amerika, membawa pemikiran ini dan menjadikannya sebagai dien mereka. AS pun menobatkan dirinya sebagai pembela terdepan ajaran demokrasi di dunia, Negara-negara di dunia akhirnya diklasifikasikan menjadi Negara demokratis dan non demokratis. AS mulai turut campur dalam urusan dalam negeri negara-negara lain dengan mengatas namakan melindungi sistem demokrasi, mengawasi PEMILU, dan alasan-alasan semisal….
(Maaf : Tulisan Syaikh 'Allamah Abdul-Qadir bin Abdul-Aziz Al-Mishri hanya sampai di sini, belum sempat beliau. Beliau keburu ditangkap oleh rezim taghut Yaman di Shan'a pada tanggal 11 Oktober 2001 M, dipenjara di penjara Militer Shan'a dan diekstradisi ke Mesir 28 Februari 2004 M, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati bersama lima rekannya, qaddarallahu wa ma sya-a fa'ala. Ya Allah, bebaskanlah beliau dan para ulama 'amilin Islam yang ditawan orang-orang kafir, murtad dan munafik. Amien).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apapun tanggapan anda, silahkan tulis...