بسم الله الرحمن الرحيم
Penjelasan Untuk Masyarakat
Terorisme adalah bagian dari Islam, dan siapa mengingkarinya maka ia telah kafir
Oleh ;
Syaikh 'Alamah Abdul-Qadir bin Abdul-Aziz Al-Mishri
* * *
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على المبعوث رحمة للعالمين، وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
أما بعد:
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam senantiasa terlmpahkan Nabi yang diutus sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam, juga bagi keluarga, para shahabat dan umat yang mengikutinya dengan ihsan, sampai hari kiamat nanti.
Wa ba'du :
Dunia, sejak dari Timur sampai Barat, tergoncang dengan tragedi peledakan di AS yang memakan korban ribuan jiwa, Selasa, 11 September 2001 M. AS telah dihinakan, kedigdayaannya telah dicampakkan ke dalam Lumpur. AS ingin menghapus rasa malu dari kuanya. Tak lebh dari satu bulan setelah peristiwa itu, tepatnya Ahad, 7 Oktober 2001 M, AS sudah menumpahkan segenap kemurkaannya kepada Afghanistan, dengan menuduh Afghanistan melindungi pihak-pihak yang bertanggung jawab di balik serangan maut terhadap AS tersebut. Sampai hari ini, AS tidak memberikan bukti apapun atas tuduhannya itu.
Aneka media massa mempublikasikan banyak pernyataan sikap para tokoh politik, agama, media massa dan masyarakat seputar tragedi tersebut. Pernyataan sikap mereka ini banyak memuat kesalahan-kesalahan syar'i, bahkan mengandung kesesatan dan kekufuran nyata. Saya khawatir, kesemuanya menjadi agama yang diterima masyarakat luas, terlebih di zaman merajalelanya kebodohan dan taqlid seperti sekarang ini.
Maka sudah menjadi kewajiban bagi orang yang dikaruniai sebagian ilmu agama, untuk menerangkan masalah ini. Sebagaimana perintah Allah Ta'ala:
وَإِذْأَخَذَ اللهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلاَتَكْتُمُونَهُ
(Dan ingatlah, ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab, yaitu :Hendaklah kalian menerangkan isi Kitab itu kepada masyarakat, dan janganlah kalian menyembunyikannya. QS. Ali Imran :187). Juga firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَآأَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَابَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُوْلاَئِكَ يَلْعَنَهُمُ اللهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللاَّعِنُونَ {159} إِلاَّ الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُوْلاَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيم
(Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-kitab, mereka itu dilaknat oleh Allah dna seluruh makhluk yang bisa melaknat.{} Kecuali mereka yang telah bertaubat, memperbaiki diri dan menerangkan kebenaran. Aku menerima taubat mereka, dan Aku Maha Menerima taubat lagi Maha Pemurah. QS. Al-Baqarah :159-160). Berdasar kewajiban ini, para shahabat membaiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam untuk mengatakan kebenaran tanpa takut celaan para pencela.
Penggantian dan penyimpangan ajaran agama-agama terdahulu, Yahudi maupun Nasrani, terjadi dengan adanya sebagian pemeluk agama yang mengadakan bid'ah dan kesesatan, tanpa adanya pengingkaran atas kemungkaran tersebut oleh masyarakat. Akhirnya, bid'ah dan kesesatan tersebut sampai hari ini menjadi agama yang ikuti oleh umat Yahudi dan Nasrani. Allah Ta'ala berfirman :
قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لاَتَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلاَ تَتَّبِعُوا أَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِن قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَن سَوَآءِ السَّبِيلِ
(Katakanlah : " Wahai ahli kitab, janganlah kalian melampaui batas dengan cara tidak benar dalam agama kalian. Janganlah kalian mengikuti hawa nafsu orang-orang dahulu (sebelum kedatangan Muhammad) yang telah sesat, menyesatkan banyak manusia dan tersesat dari jalan yang lurus.").QS. Al-Maidah :77.
Kalangan ahli kitab yang mengetahui kebenaran, melarikan diri dari kekejaman para penguasa lalim ke biara-biara dan pegunungan, dan kebenaranpun tenggelam bersama kematian mereka. Allah berfirman :
وَرَهْبَانِيَةً ابْتَدَعُوهَا مَاكَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلاَّ ابْتِغَآءَ رِضْوَانِ اللهِ
(Dan mereka mengadadakan rahbaniyah {kependetaan, tidak menikah dan mengurung diri dalam biara}. Kami tidak mewajibkannya atas mereka, namun mereka sendirilah yang mengada-adakannya untuk mencari ridha Allah ).QS. Al-Hadid :27.
Ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam diutus, di atas muka bumi tidak tersisa orang yang berada di atas kebenaran, selain segelintir orang. Rasulullah bersabda :
وإن الله نظر إِلى أهل الأرض ، فمقَتَهم ، عَرَبَهُم وعَجَمهم ، إِلا بقايا من أهل الكتاب،
" Sesungguhnya Allah memandang penduduk dunia, maka Allah murka kepada mereka ; baik kalangan Arab maupun Ajam, kecuali sisa-sisa ahli kitab…" HR. Muslim. Hal ini juga ditunjukkan oleh hadits riwayat imam Bukhari tentang Zaid bin Amru bin Nufail yang mengembara mencari kebenaran.
Namun penggantian dan penyelewengan ini selamanya tidak sampai menghancuran Islam. Selama pergantian abad kea bad perjalanan umat Islam, memang muncul berbagai bid'ah dan kesesatan. Namun Allah senantiasa memunculkan orang-orang yang menolaknya, menyingkap kepalsuaannya dan menampakkan kebenaran, sehingga agama yang benar ini tetap tegak dan mudah digapai oleh setiap pencari kebenaran. Dengan demikian hujah Allah senantiasa tegak sampai hari kiamat nanti, mengingat tidak ada lagi nabi setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam. Allah berfirman (Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Dzikr (peringatan, Al-Qur'an) dan Kami pulalah yang akan menjaganya). Dalam hadits-hadits mutawatir tentang al-thaifah al-manshurah dijelaskan, akan senantiasa ada sekelompok umat Islam yang tegak di atas kebenaran. Orang yang menyelisihi dan memusuhi mereka, tidak akan membahayakan nereka.
Dalam kesempatan ini saya berdoa kepada Allah, semoga berkenan menjadikan kita di antara mereka yang menerangkan sebuah kebenaran. Sesungguhnya Allah-lah yang mengurus dan Allah Maha Kuasa atas hal itu.
Saya katakan, wa billahi al-taufiq :
Di antara berbagai kekeliruan dan kesesatan yang tersebar luas di masa-masa yang telah lewat adalah :
[1]- Terorisme adalah bagian dari Islam, dan siapa mengingkarinya maka ia telah kafir.
Berdasar firman Allah :
{وأعدوا لهم ما استطعتم من قوة ومن رباط الخيل ترهبون به عدو الله وعدوكم}
" Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apapun yang kalian sanggupi, juga kudakuda perang yang tertambat. Dengannya kalian meneror musuh Allah dan musuh kalian)." QS. Al-Anfal :60. Meneror musuh-musuh yang kafir merupakan sebuah kewajiban syar'I berdasar ayat ini, dan siapa yang mengingkarinya telah kafir, berdasar firman Allah :
{وما يجحد بآياتنا إلا الكافرون}
" Dan tidak ada yang juhud (mengingkari) ayat-ayat Kami kecuali orang-orang kafir." QS.
Juhud adalah mengingkari dan mendustakan dengan lisan. Allah berfirman :
{ومن أظلم ممن افترى على الله كذباً أو كذّب بالحق لما جاءه أليس في جهنم مثوىً للكافرين}
Dan siapakah yang lebih dzalim daripada orang yang mengadakan kedustaan atas Allah atau mendustakan kebenaran yang datang kepadanya. Bukankah di neraka Jahanam ada tempat untuk orang-orang kafir ?". QS. Al-Ankabut :68).
Barang siapa menyatakan Islam berlepas diri dari terorisme, atau ingin memisahkan Islam dengan terorisme, maka ia telah kafir, karena terorisme adalah bagian dari Islam.
Dari sini anda mengetahui, orang-orang yang menyatakan akan memerangi terorisme, sejatinya akan memerangi Islam. Memberangus terorisme sejatinya adalah memberangus Islam. Mereka hanya memutar balikkan fakta di hadapan orang-orang yang bodoh.
[2]- AS adalah Negara Kafir, musuh Allah, Rasul-Nya dan kaum muslimin.
Allah berfirman :
إن الذين كفروا من أهل الكتاب و المشركين
" Sesungguhnya orang-orang kafir dari kalangan ahli kitab dan orang-orang musyrik."
لَّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ
" Sungguh telah kafir orang-orang yang menyatakan bahwa Allah adalah Al-Masih putra Maryam." [QS. Al-Maidah :17].
لَّقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللهَ ثَالِثُ ثَلاَثَةٍ
" Sungguh telah kafir orang-orang yang menyatakan Allah adalah satu dari tiga oknum (trinitas ; Tuhan Bapak, Tuhan Anak, Roh Kudus)." [QS. Al-Maidah :72].
قَاتِلُوا الَّذِينَ لاَيُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلاَ بِالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَلاَيُحَرِّمُونَ مَاحَرَّمَ اللهُ وَرَسُولُهُ وَلاَيَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَن يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
" Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari akhir, tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan tidak memeluk agama yang benar. YAitu kalangan ahli kitab, sampai mereka menyerahkan jizyah dalam keadaan hina." [QS. Al-Taubah :29].
Kekafiran Yahudi dan Nasrani ---kalangan ahli kitab--- termasuk hal baku yang sudah sama-sama diketahui (Al-Ma'lum minad Dien bidh-Dharurah). Maka barangsiapa mengingkarinya, berarti telah kafir.
Allah berfirman :
{إن الكافرين كانوا لكم عدواً مبيناً}
" Sesungguhnya orang-orang kafir adalah musuh yang nyata bagi kalian."
Selama AS adalah kafir dan musuh, maka menerornya adalah wajib. Terlebih lagi, selain kafir, AS juga : memerangi, menggangu, mengembargo, merampas kekayaan alam kaum muslimin dan membantu setiap kekuatan yang memerangi kaum muslimin, baik Yahudi, Turki, penguasa-penguasa kafir maupun kelompok lainnya.
Hari ini, AS adalah polisi dunia, Negara yang paling mirip dengan kaum 'Ad yang disebutkan oleh Allah Ta'ala :
{وأما عاد فاستكبروا في الأرض بغير الحق وقالوا من أشد منا أولم يروا أن الله الذي خلقهم هو اشد منهم قوة وكانوا بآياتنا يجحدون}.
" Adapun kaum 'Ad, mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alas an yang benar. Mereka mengatakan : "Siapa yang lebih kuat dari kami?" Apakah mereka tidak melihat, bahwa Allah yang telah menciptakan mereka adalah lebih kuat dari mereka. NAmun mereka mengingkari ayat-ayat Kami."
AS selalu turut campur dalam urusan dalam negeri berbagai Negara di dunia, dengan banyak dalih. Terkadang dengan alasan menjaga perdamaian dunia, terkadang dengan dalih memerangi terorisme, atau terkadang berdalih bantuan kemanusiaan. Secara lahir dalih-dalih ini membawa rahmat, namun sejatinya membawa kesengsaraan.
Kemanusian apakah yang dimiliki Negara Kriminil ini : nenek moyang mereka adalah para perampok dan penjajah Eropa yang datang ke benua baru tersebut, lantas memusnahkan penduduk pribumi bangsa Indian. Mereka lantas menculik penduduk Afrika. Setengah penduduk benua Afrika mereka culik, mereka perbudak dan mereka pekerjakan secara paksa untuk bercocok tanam di benua baru itu. Ketika urusan pertanian telah selesai, mereka mengembalikan para budak itu ke Liberia, sebuah negara baru yang mereka dirikan di Afrika Barat, agar para budak itu tidak ikut menikmati hasil pertanian mereka.
Kemanusian apakah yang dimiliki Negara Kriminil ini : sejak dahulu sampai sekarang menjadi negara yang pertama dan terakhir menggunakan bom atom dalam peperangan, sejak masa "Hirosima" dan "Nagasaki."
Kemanusian apakah yang dimiliki Negara Kriminil ini : mantan presiden terdahulunya, Richard Nixon, berjanji akan mengembalikan Vietnam ke zaman batu, alias zaman prasejarah.
Apakah AS manusiawi manakala menggunakan bom-bom cluster uranium saat menghantam warga Iraq, sehingga anak-anak Iraq terkena cacat fisik yang mengerikan dan jumlah yang terkena penyakit kanker melonjak drastis ? Kini, hal serupa dilakukan AS terhadap warga Afghanistan.
Kemanusian apakah yang dimiliki negara kriminil ini ; negara penyokong terbesar bagi Israel yang menghancurkan Palestina dan warganya serta berbuat kerusakan di muka bumi ? Sampai saat ini, AS tetap melindungi Israel dari tekanan internasional apapun, denggunakan hak vetonya di PBB.
Kemanusian apakah yang dimiliki negara kriminil ini ; negara yang menculik dan menyerahkan kaum muslimin mujahidin di berbagai Negara di dunia, kepada negaranya untuk dipenjara atau dibunuh. Ini terjadi di Kroasia, Albania, Ajerbaizan dan Negara-negara lain.
[3]- Kesalahan pendapat yang menyatakan penduduk sipil adalah ABRIYA' (tidak berdosa, alias wajib dilindungi harta dan nyawanya).
Mengklasifikasikan masyarakat ke dalam kelompok militer dan sipil, merupakan klasifikasi yang bid'ah, tidak ada dasarnya dalam syariat Islam. Klasifikasi yang disebutkan oleh syariat adalah :
• Kelompok Muqootilah : laki-laki dewasa, 15 tahun ke atas. Menurut syariat, mereka disebut muqatil (prajurit, orang yang bisa berperang) sekalipun tidak terlibat aksi perang.
• Kelompok Ghoiru Muqootilah : anak-anak yang belum baligh, kaum wanita, orang tua renta dan jompo, dan kaum laki-laki dewasa yang sakit kronis (cacat) sehingga tidak ikut terlibat perang, seperti; orang buta, orang pincang, tuli dan lainnya. Jika mereka ini terlibat dalam perang, baik dengan ucapan maupun perbuatan, maka ia termasuk kategori Muqootilah.
Dari sini, anda mengetahui bahwa kaum wanita di AS, Inggris, Israel dan negara-negara serupa termasuk dalam kategori Muqootilah, karena mereka ikut program wajib militer, bersama dengan tentara nasional negara tersebut. Jika mereka tidak bertugas dalam pengabdian militer, mereka menjadi tentara cadangan.
Apa yang saya sebutkan ini (perihal ghairu muqootil juga diperangi bila mereka ikut terlibat perang) tidak diperselisihkan lagi di kalangan ulama. Anda bisa membacanya secara detail dalam Kitab Al-Mughni karya imam Ibnu Qudamah al-Hambali, dan buku-buku fiqih lainnya.
Jadi tidak benar, bila rakyat sipil adalah warga yang tidak berdosa (abriya'). Mayoritas kaum lakilaki dan wanita mereka, menurut syariat adalah Muqootil. Referendum pasca 11 September menunjukkan, mayoritas rakyat AS mendukung program presiden salib George W. Bush untuk menghantam Afghanistan. Bukan hanya rakyat AS semata, bahkan juga rakyat negara salib lainnya, seperti rakyat Inggris, Kanada dan lainnya.
Warga yang tidak berdosa, adalah anak-anak di kalangan mereka, juga umat Islam yang bercampur dengan mereka karena sebuah tujuan syar'I yang mubah (boleh), seperti bisnis dan lainnya. Tidak ada dosa (bagi mujahidin) atas terbunuhnya mereka .
Dalil untuk kasus terbunuhnya anak-anak adalah hadits riwayat imam Bukhari dari shahabat Sha'b bin Jatsamah bahwa para shahabat bertanya kepada Rasulullah perihal keturunan orang-orang kafir (anak-anak dan kaum wanita) yang terbunuh dalam serangan malam, sebuah serangan yang sulit untuk memilah (antara muqaatil dengan ghairu muqatiil). Maka beliau menjawab," (هم منهم) (Keturunan termasuk dari mereka), maksudnya hukum anak-anak yang terbunuh seperti hokum kaum laki-laki kafir tersebut. Jadi, tidak ada dosa dalam membunuh mereka jika sulit untuk memilah-milah mereka (muqatil dan ghairu muqatil).
Dari kaedah ini, muncul masalah Tatarus dan kebolehan membunuh orang kafir yang dijadikan tameng sekalipun ia ghairu muqatil. Masalah ini saat ini dikenal dengan istilah "tameng manusia".
Adapun muslim yang terbunuh di antara kaum kafir sementara ia tidak bersalah (ma'dzur)…Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat nanti berdasar amalnya. Hal ini disebutkan oleh hadits Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dan Muslim :
(إذا أنزل الله بقوم عذاباً أصاب العذاب من كان فيهم ثم بُعثوا على أعمالهم)،
(Jika Allah menurunkan adzab atas sebuah kaum, adzab akan mengenai semua orang dalam kaum tersebut. Mereka akan dibangkitkan berdasar amal mereka).)
Juga hadits riwayat imam Bukhari dan Muslim dari Ummu Salamah tentang pasukan yang menyerang Ka'bah dan dibenamkan oleh Allah di sebuah tanah lapang, padahal di antara mereka ada orang yang dipaksa dan orang-orang yang bukan anggota pasukan. Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda :
(يُخسف بأولهم وآخرهم ثم يُبعثون على نياتهم...
" Seluruh pasukan, sejak depan sampai belakang, akan dibenamkan ke dalam bumi. Lalu akan dibangkitkan berdasar niat masing-masing."
Syaikhul Islam menjelaskan hadits ini dengan panjang lebar dalam Majmu' Fatawa juz 28, dalam fatwa tentang tentara Tartar.
Kesimpulannya, bercampur baurnya pihak yang boleh dibunuh dengan pihak yang tidak boleh dibunuh tidak menghalangi membunuh keseluruhannya, jika memang sulit memilah-milah mereka.
Jadi, tidak benar bila warga sipil tersebut tidak berdosa (abriya'). Kalau mereka tidak berdosa, bagaimana dengan nasib ribuaan abriya' yang dikubur masal di Bosnia ? Bagaimana dengan abriya' di Iraq, Palestina, Chechnya, Afghanistan dan lainnya ? Data survey menunjukkan lebih dari setengah pengungsi di seluruh dunia sekarang ini adalah umat Islam, Ataukah darah muslim murah sementara darah kafir mahal ? Ataukah pembunuhan dan duka nestapa ditakdirkan untuk umat Islam semata ?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apapun tanggapan anda, silahkan tulis...