Wahai kalian yang sedang terlelap dalam kelalaian…
Sungguh memalukan keadaan kalian, wahai orang-orang yang menyerah dengan keadaan, Islam dilecehkan, umat digiring bak kawanan domba, sementara kalian terlelap dalam tidur?!
Bagaimana kalian membiarkan serigala tidur di tengah kawanan domba, sementara kalian merasa aman-aman saja?
Baghdad bertanya kepada kalian, bukankah kalian memiliki kewajiban melindungi kehormatannya?
Ke manakah orang-orang yang berkendaraan lari? Ke manakah para saudagar menghilang? Dan, ke manakah orang-orang yang kabur itu lari?
Siapa yang mau menyambut serangan hari ini, sementara kebanyakan manusia
Bercerai berai antara yang lalai dan yang terlelap tidur
Di ufuk sana air mata umat terhimpun
Telah hilang keteguhan singa dari ufuk itu
Bangsa-bangsa muslim berubah menjadi
Rombongan-rombongan yang kebingungan atau ratapan-ratapan kesedihan
Penyeru-penyeru melongokkan leheranya di balik ufuk,
Seraya berseru: “Setiap zaman itu diagungkan,”
Dan menyeru kaum muslimin yang telah lalai
Di atas kebodohan mereka, mereka mereka dalam kebingungan dan keputus asaan
Mengatakan kepada mereka: inilah medan-medan ‘izzah
Maka terjunlah ke mari, wahai kaum yang menyayangkan darahnya
Jika kalian cinta dunia, kalian akan ditimpa kehinaan
Kalian akan merasakan kesulitan dan kepahitannya
Apakah kalian biarkan leher-leher kaum muslimin untuk orang kafir,
Dan kalian berikan tanah air kepada musuh yang tak bertelinga?
Sesungguhnya putera-putera umat ini butuh akan lentera cahaya yang hidup, untuk menerangi jalan yang mereka tempuh. Berikut ini, lihatlah bagaimana seorang imam sebuah masjid di Irak, yang kebetulan dia orang yang buta matanya tapi hatinya bersinar terang benderang, ia datang kepada salah seorang komandan militer Al-Qaeda di Baghdad –ini terjadi pasca syahidnya Syaikh Abu Anas Asy-Syâmî v—meminta menjadi pelaku operasi istisyhadiyah, maka dikatakan kepadanya: “Wahai Fulan, Alloh telah memberimu udzur.” Maka ia menjawab: “Aku hanya ingin mencari syahid, semoga dengan itu Alloh memasukkanku ke Surga Firdaus tertinggi lalu aku bisa berkumpul kembali dengan Syaikh Abû Anas.”
Demi Alloh, sungguh darah syuhada adalah cahaya sekaligus api. Dan sesungguhnya kebenaran dakwah kami terbukti dengan terbunuhnya para ulama dan pemimpin-pemimpin kami.
Kafilah itu berlalu; ada syaikh Yûsuf Al-‘Uyairi, Syaikh Abu Anas Asy-Syâmî, Mujahid Umar Hadid, Singa Syam Abu Al-Ghôdiyah, Singa Jazirah Arab Sulaiman Abu Al-Laits An-Najdi, Singa Ba‘qubah Abu Sufyan Az-Zubaidi …dan lain-lain dan lain-lain, di mana: “Umar tidak mengenal mereka, tetapi Robb Umar mengenal mereka.”
Tangisan membuat matamu kering dari air mata,
Maka pinjamlah mata orang lain yang air matanya memancar deras
Siapakah orang yang akan meminjamimu mata untuk kau pakai menangis
Menurutmu, adakah mata yang dipinjamkan untuk menangis?
Dan kami sadar, bahwa akan muncul dari kalangan umat ini yang menggembar-gemborkan ucapan kaum munafikin pendahulu mereka, lalu mengatakan kepada orang yang berangkat berjihad dan Alloh muliakan dia dengan mati syahid:
“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka sementara mereka sendiri duduk berpangku tangan: ‘Jika mereka menuruti kami, tentu mereka tidak akan terbunuh…’” (Âli ‘Imrôn [3]: 168).
Maka, kami jawab mereka dengan jawaban Alloh kepada mereka: “Katakanlah: tolaklah kematian dari diri kalian jika kalian termasuk orang-orang yang benar.” (Âli ‘Imrôn [3]: 168).
Ya Alloh, sesungguhnya dalam penilaianku Syaikh ‘Abdullôh bin Muhammad Ar-Rosyûd itu telah meraih keberuntungan bersanding di sisi-Mu, dan Engkaulah yang Maha Tahu akan keadaan dia sebenarnya. Dan sungguh Engkau Maha Tahu, Robbi, bahwa dengan kepergiannya aku telah kehilangan salah seorang ulama pejuang, yang tidak pernah merasa hidup tenang, yang menjadi pedang terhunus ke arah musuh-musuh-Mu yang kafir dan murtad.
Ya Alloh, beri kami pahala atas musibah kami ini dan berikan kami ganti yang lebih baik. Ya Alloh, siapkanlah bagi kami ulama yang lebih baik darinya, yang mau menghidupkan panji jihad dengan darah dan tulisan penanya.
Ya Alloh, sesungguhnya Engkau Maha Tahu bahwa kami sedang berperang membela sebuah agama yang agung; agama-Mu dan Syariat-Mu ya Robbal ‘Alamin. Oleh karena itu, Ya Alloh, jadilah penolong dan pemberi kemenangan bagi Kami, jalankanlah pengaturan untuk memenangkan kami karena sesungguhnya kami tidak pandai mengatur.
Ya Alloh, sesungguhnya Engkau Maha Melihat apa yang menimpa wanita-wanita muslimah di Irak, dan Engkau Maha Tahu bahwa mereka tak lagi punya penolong selain-Mu, Ya Alloh kasihanilah orang-orang miskin itu.
Aku bersumpah kepada-Mu dengan Nama-Mu Yang Agung, Aku bersumpah kepada-Mu dengan Nama-Mu Yang Agung: berikan kepada kami jalan keluar, segerakanlah kehancuran para penyembah salib, dan bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu kepada kami.
Ya Alloh, siapa saja yang melakukan konspirasi untuk menghancurkan jihad ini, baik sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, dan membantu menghancurkannya baik dengan sengaja, atau karena takwil, atau karena menyerah, ya Alloh timpakan kepadanya siksaan Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Kuasa dan permalukanlah dia di hadapan segenap makhluk.
Ya Alloh, siapa saja dari mereka yang berdiri untuk menghalangi dari agama-Mu karena riya’, dan berusaha menghalangi bersatunya mujahidin dan kaum muslimin, ya Alloh panjangkanlah umurnya dan panjangkan pula kemiskinannya, dan timpakan kepadanya berbagai fitnah.
Ya Alloh, timpakan doanya Sa‘ad bin Abi Waqqôsh kepadanya…
Ya Alloh, timpakan doanya Sa‘ad bin Abi Waqqôsh kepadanya…
Ya Alloh, timpakan doanya Sa‘ad bin Abi Waqqôsh kepadanya…
وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُونَ
“Dan Allah memenangkan urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS. Yûsuf: 21).
Wal hamdulillâhi Robbil ‘Âlamîn.
Abu Mush‘ab Az-Zarqawî
Amir Tandzîm Al-Qaeda Negeri Dua Sungai; Irak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apapun tanggapan anda, silahkan tulis...