Sabtu, 25 April 2009

(7) PENUTUP

JANGAN HALANGI ORANG-ORANG YANG MENCARI MATI SYAHID

Tidak diragukan lagi bahwa kaum muslimin pada hari ini tengah berada dalam kondisi yang sangat lemah dan dikuasai musuh. Mereka tidak memiliki kekuatan dan persenjataan yang dapat mereka gunakan untuk memulai peperangan melawan orang-orang kafir dan mewujudkan kemenangan atas mereka. Akan tetapi mereka masih memiliki kekuatan dan persenjataan yang memungkinkan bagi sebagian mereka untuk melanjutkan jihad meskipun hanya bersifat difa'i (defensif). Hal itu sesuai dengan apa yang diterangkan dalam hadits-hadits Thoifah Manshuroh yang telah disebutkan di muka.
Dan di antara senjata yang paling ampuh yang masih dimiliki oleh kaum muslimin adalah senjata mati syahid. Sebuah senjata yang meskipun senjata itu telah kuno akan tetapi masih sangat efektif untuk menghadapi berbagai senjata penghancur modern yang dibuat oleh kekuatan jahat.
Ini adalah senjata yang tidak mungkin bagi para teknisi mereka untuk membuat penangkalnya, dan tidak mungkin bagi semua sarana syetan mereka untuk memungkiri akan dampak dan targetnya.
Sementara itu berbagai nash syar'i yang telah kami sebutkan di depan telah menyatakan atas diperbolehkannya mengorbankan nyawa dengan tujuan mencari syahid dan untuk menimbulkan suatu pukulan terhadap musuh, atau untuk mewujudkan suatu kemaslahatan bagi kaum muslimin. Sedangkan orang yang melihat bahwa ini hanyalah tindakan mencampakkan diri kepada kebinasaan adalah orang-orang dangkal pemikirannya.
Adapun orang-orang yang memiliki ilmu dan pemahaman, mereka mengetahui bahwa menghancurkan diri sendiri di jalan Alloh itu adalah jalan menuju kehidupan yang hakiki, sebagaimana firman Alloh ta'ala:
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Alloh itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (Ali 'Imron: 169)
Alangkah bagusnya orang yang mengatakan:
تَأَخَّرْتُ أَسْتَبْقِي الْحَيَاةَ فَلَمْ أَجِدْ لِنَفْسِيْ حَيَاةً مِثْلَ أَنْ أَتَقَدَّمَا
Aku mundur supaya aku tetap hidup, namun aku tidak mendapatkan …
… kehidupan bagi diriku melebihi kehidupan yang aku dapatkan ketika aku maju …
Oleh karena itu Alloh 'azza wa jalla ketika menamakan Nabi Yahya dengan nama Yahya (artinya: hidup –penerj.), Alloh hendak memberikan kepadanya kehidupan yang sesuai dengan namanya. Maka tidak ada sesuatu yang lebih dapat menghantarkan kepada kehidupan tersebut selain mati syahid sehingga Alloh menganugerahkan kepadanya mati syahid, supaya Alloh ta'ala dapat memberikan kepadanya kehipan yang sempurna.
Dan oleh karena salaf itu mengetahui, betapa besarnya kedudukan mati syahid dalam Islam, maka mereka berlomba-lomba untuk mendapatkannya, sekalipun mereka termasuk orang yang Alloh berikan udzur. Al Qurthubi berkata: "Para ulama' berkata: Alloh ta'ala memberikan udzur kepada orang-orang yang memiliki udzur, akan tetapi hati mereka tidak sabar. Maka berangkatlah Ibnu Ummi Maktum mengikuti perang Uhud dan ia meminta agar diberi bendera. Kemudian bendera itu diambil oleh Mush'ab bin 'Umar. Kemudian datanglah orang kafir dan menebas tangannya yang memegang bendera hingga putus. Lalu ia memegangnya dengan tangan yang satu lagi. Kemudian orang kafir itu menebas tangan satunya lagi. Lalu ia pegang dengan dadanya, dan ia membaca ayat yang berbunyi:
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلاَّ رَسُوْلٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ
Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rosul yang telah berlalu sebemumnya Rosul-Rosul …
Inilah kekuatan tekad mereka. Padahal Alloh ta'ala telah berfirman:
لَيْسَ عَلَى اْلأَعْمَى حَرَجٌ
Tidaklah berdosa bagi orang yang buta (untuk tidak ikut berperang)…
Sementara ia berada di baris depan.
وَلاَ عَلَى اْلأَعْرَجِ حَرَجٌ
… dan orang yang pincang juga tidak berdosa (untuk tidak ikut berperang) …
Sementara 'Amr bin Al Jamuh yang termasuk salah seorang pemuka Anshor, kakinya pincang. Dan dia berada dibarisan terdepan dalam pasukan. Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya:
إِنَّ اللهَ قَدْ عَذَّرَكَ
Sesungguhnya Alloh telah memberikan udzur kepadamu.
Maka 'Amr bin Al Jamuh berkata:
وَاللهِ لَأحفرَنَّ بِعِرْجَتِيْ هَذِهِ فِي الْجَنَّةِ
Demi Alloh aku akan berjalan di syurga dengan kakiku yang pincang ini.
…"
Tentang keutamaan mati syahid dan orang yang mati syahid, Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata: "Tatkala telah banyak orang yang mengaku cinta (kepada Alloh), mereka dituntut untuk menunjukkan bukti atas pengakuan mereka. Seandainya semua orang yang membuat pengakuan itu diterima pengakuannya, tentu para penipu akan mengaku berhak atas hasil pekerjaan orang yang malang. Lalu orang-orang yang bersaksi itu memberikan kesaksian yang bermacam-macam, maka dikatakanlah kepada mereka;Pengakuan tidak akan diterima kecuali dengan bukti (yang disebutkan dalam firman Alloh ta'ala):
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللهُ
Katakanlah jika kalian mencintai Alloh, maka ikutilah aku niscaya Alloh mencintai kalian…
Kemudian semua orang yang membuat pengakuan mundur dan tinggallah para pengikut Rosul dengan tetap komitmen pada tindakan, ucapan, petunjuk dan akhlaqnya. Lalu mereka dituntut untuk memberikan bukti yang dapat dipercaya, dan dikatakan kepada mereka; Kami tidak menerima kepercayaan kecuali dengan rekomendasi (yang disebutkan dalam firman Alloh ta'ala):
يُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَلاَ يَخَافُوْنَ لَوْمَةَ لاَئِمٍ
Mereka berjihad di jalan Alloh dan tidak takut dengan celaan orang yang mencela…
Maka mayoritas dari orang-orang yang mengaku cinta pun mundur, dan bangkitlah para mujahid. Lalu dikatakan kepada mereka: Sesungguhnya jiwa dan harta orang-orang yang mencintai itu bukanlah milik mereka lagi, maka serahkanlah apa yang telah disebutkan dalam transaksi, karena …
إِنَّ اللهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ
… sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-orang beriman, jiwa dan harta mereka dengan syurga …
Dan konsekuensi dari transaksi jual beli itu adalah serah terima dari kedua belah fihak secara kontan sesuai dengan ketetapan yang ditentukan dalam transaksi. Lalu tatkala para pedagang itu melihat betapa agungnya apa yang dibeli, harganya dan keagungan fihak yang melakukan transaksi dengannya, serta nilai kitab yang di dalamnya tertera transaksi ini (yakni Taurot, Injil dan Al Qur'an –penerj.), mereka paham bahwa nilai barang yang diperdagangkan itu memiliki harga dan kualitas yang tidak dimiliki barang dagangan yang lain. Maka mereka melihat kerugian yang nyata jika mereka jual kepada yang lain dengan harga yang murah, dengan beberapa dinar saja, yang kenikmatannya akan segera hilang, sementara yang tersisa hanya kerugiannya. Sesungguhnya orang yang melakukan transaksi semacam ini adalah tergolong orang-orang yang bodoh. Maka merekapun melakukan transaksi dengan fihak pembeli pada Bai'atur Ridlwan secara suka rela tanpa memberikan tenggang waktu untuk berfikir. Dan mereka mengatakan: Demi Alloh kami tidak akan membatalkan transaksi ini dan tidak akan meminta untuk dibatalkan. Maka tatkala transaksi telah selesai dan mereka telah menyerahkan barang dagangannya, dikatakanlah kepada mereka: Jiwa dan harta kalian telah menjadi milik Kami, dan sekarang Kami kembalikan lagi kepada kalian dengan yang lebih banyak lagi dan berlipat ganda.
وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتاً بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Alloh itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (Ali 'Imron: 169)
Kami tidak mencari untung dari jiwa dan harta kalian, akan tetapi supaya kelihatan indikasi dari kedermaan dan ketulusan dalam menerima dan memberikan sesuatu yang hina untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Maka kami jadikan kalian berada antara harga dan yang dihargai … maka maha suci Alloh atas keagungan-Nya dan kemuliaan-Nya yang dengan ilmu-Nya meliputi makhluq-Nya, di mana Alloh telah memberikan barang dagangannya sekaligus harga yang digunakan untuk membayarnya, dan memberi bimbingan untuk meneruskan transaksi sampai selesai, dan menerima barang dagangannya meskipun dalam keadaan hina (tidak berharga), lalu menggantinya dengan harga yang sangat mahal. Dan Ia membeli hamba-Nya dengan jiwa dan hartanya, dan mejadikannya diantara harga dan barang dagangan, dan Ia memujinya lantaran melaksanakan transaksi ini, padahal Dialah yang memberinya petunjuk dan berkehendak agar hamba itu melakukan transaksi tersebut."
Demi Alloh, seandainya mati syahid itu tidak menghasilkan apa-apa selain ridlo Alloh dan syurga, tentu hal itu cukup sebagai motifasi yang mendorong keinginan dan usaha untuk mendapatkannya. Namun demikian sejarah dan realita membuktikan bahwa tindakan yang berupa mengorbankan nyawa itu memiliki dampak yang besar dalam meruntuhkan mental musuh dan menyulut perasaan kalah pada jiwa mereka. Dan baru saja kita saksikan Amerika dengan segala kekuatan dan kesombongannya lari tunggang langgang dari Lebanon setelah terjadi beberapa aksi mengorbankan diri yang dilakukan oleh beberapa orang. Ketika itu negara yang paling perkasapun di dunia ini tidak mampu untuk bertahan dalam menghadapi beberapa orang yang ingin mati dalam perjuangan mereka. Dan seluruh duniapun mendengar tatkala Presiden Amerika, Reagen, mengatakan: "You can not prevent somebody from killing himself." [Engkau tidak dapat mencegah orang yang ingin membunuh dirinya sendiri].
Oleh karena itu wahai orang-orang yang bijaksana dan bersikap hati-hati: Tidak masalah kalian akan tetap dalam kebijaksanaan dan kehati-hatian kalian. Akan tetapi janganlah kalian halangi orang-orang yang hendak mencari mati syahid, yang tengah berusaha membayarkan maharnya untuk hurun 'in (bida dari yang bermata jeli). Jika kalian tidak mau membantu mereka, maka sekurang-kurangnya janganlah kalian mengendorkan dan melemahkan semangat. Namun jika tidak, kalian tidaklah termasuk orang-orang yang tulus dan baik, yang Alloh terima udzur mereka untuk duduk dan tidak berjihad melawan orang-orang kafir.
Dan akhir kata kami ucapkan, al hamdu lillahi robbil 'alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apapun tanggapan anda, silahkan tulis...